Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Pesisir Barat Lampung: Imbauan untuk Nelayan dan Masyarakat

Lampung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengeluarkan peringatan terkait potensi gelombang tinggi yang diperkirakan akan terjadi di perairan Pesisir Barat, Lampung, dalam tiga hari mendatang, dari 19 hingga 21 Januari 2025. Gelombang tinggi ini diperkirakan mencapai ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter, yang dapat membahayakan aktivitas di laut.
Imbauan BMKG untuk Nelayan di Pesisir Barat
BMKG mengimbau para nelayan di Pesisir Barat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi. Kepala Dinas Perikanan Pesisir Barat, Armen Qodar, membenarkan peringatan tersebut dan menegaskan bahwa gelombang tinggi ini disebabkan oleh angin kencang yang melanda kawasan tersebut. Armen juga mengingatkan para nelayan untuk tidak melaut jika cuaca buruk dan gelombang tinggi terjadi, demi keselamatan mereka.
“Kami berharap para nelayan lebih waspada terhadap perubahan cuaca ini dan tidak memaksakan diri untuk melaut dalam kondisi yang berbahaya,” ujar Armen.
Gelombang Tinggi Berdampak pada Kejadian Fatal
Peringatan ini semakin relevan setelah terjadinya kecelakaan fatal beberapa waktu lalu, di mana seorang remaja Bayu Firmansyah (18) meninggal tenggelam setelah terjebak oleh ombak besar di Pantai Walur, Kecamatan Krui Selatan, Pesisir Barat, pada 5 Januari 2024. Bayu dan temannya, Sendi (17), yang sedang memanah ikan, diterjang ombak besar. Sendi berhasil selamat, namun Bayu terbawa arus dan ditemukan tak bernyawa setelah dilakukan pencarian.
Kepala BPBD Pesisir Barat, Imam Habibbudin, mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dan menjaga keselamatan saat beraktivitas di dekat pantai atau saat melaut. “Kami berharap kejadian serupa tidak terulang dan mengingatkan nelayan serta masyarakat untuk selalu waspada,” ujar Imam.
Dampak Gelombang Tinggi pada Ekonomi Nelayan
Gelombang tinggi yang melanda perairan Pesisir Barat juga berdampak pada perekonomian nelayan setempat. Banyak nelayan yang terpaksa tidak melaut karena kondisi laut yang berbahaya. Rido Suharyanto, salah seorang nelayan, menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya terpaksa membongkar tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena tidak bisa melaut.
Akibatnya, harga ikan di pasar melonjak tajam. Beberapa contoh kenaikan harga ikan di pasar setempat antara lain:
- Ikan tongkol naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram
- Ikan tenggiri naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram
- Ikan layur yang semula Rp 30.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram
Para nelayan berharap cuaca ekstrem ini segera berlalu agar mereka bisa kembali melaut dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Perhatian BPBD dan Warga Terhadap Potensi Cuaca Ekstrem
Selain gelombang tinggi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem yang meliputi hujan lebat dan angin kencang. Imam Habibbudin mengimbau masyarakat yang tinggal dekat pantai dan daerah aliran sungai (DAS) untuk selalu waspada, mengingat adanya potensi banjir dan tanah longsor. Imbauan ini terkait dengan peringatan BMKG tentang potensi gelombang tinggi yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran serta aktivitas di darat.
“Masyarakat yang tinggal di dekat pantai atau daerah DAS harus memperhatikan cuaca buruk yang dapat mengakibatkan banjir atau tanah longsor. Keamanan harus selalu diutamakan,” tegas Imam.
Kesimpulan: Waspada dan Jaga Keselamatan
Secara keseluruhan, gelombang tinggi yang diprediksi terjadi di perairan Pesisir Barat Lampung antara 19 hingga 21 Januari 2025 perlu mendapat perhatian serius dari nelayan dan masyarakat pesisir. Dengan ketinggian gelombang yang dapat mencapai 4 meter, keselamatan menjadi prioritas utama. BPBD dan BMKG terus memberikan peringatan dini untuk menghindari kecelakaan serupa dan menjaga keamanan selama cuaca buruk berlangsung.